Pembelajaran
tidak hanya dilaksanakan di ruang kelas. Namun, dapat dilakukan di luar kelas
seperti yang dilaksanakan siswa dan siswi Akselerasi SMA Negeri 2 Parepare.
Baru-baru ini, kelas Akselerasi melakukan kunjungan ke sumber air baku PDAM (9
Oktober 2014). Dalam kesempatan itu siswa dan siswi Kelas Akselerasi didampingi
oleh Muhammad Yunus (Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris), Ado Rahi (Guru Mata
Pelajaran Kimia), Nurhidayah (Guru Mata Pelajaran Biologi), dan Lukman S. (Guru
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia). Dalam kunjungan tersebut, mereka diterima
oleh Direktur PDAM yang diwakili oleh Wahid, Kasub Produksi dan pengolahan dan
Ancong, Staf Laboratorium PDAM. Sebelum melihat langsung proses pengolahan air,
beliau terlebih dahulu memberikan arahan tentang prosedur apa saja yang
diterapkan oleh PDAM dalam mengolah air sungai sehingga dapat didistribusikan
dan dikonsumsi oleh pelanggan.
Kunjungan kelas Akselerasi ini merupakan
kegiatan pembelajaran terintegrasi, melibatkan mata pelajaran Kimia, serta dua
mata pelajaran penunjang lainnya yakni Fisika dan Biologi. Pada sudut pandang
Kimia, siswa dan siswi diajak untuk memahami prosedur penjernihan air melalui
beberapa tahap kimiawi seperti koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
Kemudian mata pelajaran Fisika sendiri difokuskan pada dinamika fluida yang
meliputi tenaga pompa, debit air, serta kebocoran pada pipa. Sedangkan pada
mata pelajaran Biologi, mereka diajak meninjau proses desinfektan untuk menghilangkan
mikroorganisme berbahaya dalam proses penjernihan air.
Setelah merasa cukup puas mempelajari segala
prosedur pengolahan air, dilakukan diskusi tentang masalah yang sedang dihadapi
masyarakat. yaitu krisis air berkepanjangan
di Parepare. Dari hasil diskusi, diperoleh informasi bahwa sebenarnya PDAM sebagai
instansi terkait telah mengusulkan beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah
yang dihadapi masayarakat setiap tahun tersebut. Yang pertama adalah membuat
saluran baru dari sungai Kariango Kabupaten Pinrang, dan yang kedua adalah
pembuatan Reservoar yang melibatkan tiga kota dan kabupaten, yaitu Enrekang,
Sidrap, dan Parepare dengan pengambilan air baku utama di sungai Maroanging,
Enrekang. Jika rencana tersebut dapat terlaksana maka kebutuhan air masyarakat
Parepare dapat dipenuhi apabila terjadi kekeringan pada Salo Karajae.
Dalam diskusi tersebut, beberapa pihak terkait
juga bisa berperan aktif dalam menjaga ketersediaan air di Salo Karajae sebagai
sumber utama air baku PDAM Parepare. Misalnya pihak Bapedalda dapat melakukan
reboisasi di sepanjang pinggiran Salo Karajae dan pihak Dinas Tata Ruang dapat
mengatur agar kawasan tersebut menjadi kawasan bebas pemukiman penduduk. Dan
yang lebih penting adalah masyarakat dapat berperan aktif untuk menjaga
ketersediaan air tanah dengan menanam sebanyak mungkin tanaman di sekitar
pemukiman masing-masing.
Rombongan Akselerasi Bersama Pihak PDAM |