Pada dasarnya
keberhasilan sebuah pembelajaran dimotori oleh guru sebagai sutradara yang
bertugas menyusun skenario pembelajaran sekaligus sebagai pengatur jalannya
proses pembelajaran. Bila dianalogikan sebagai sebuah pertunjukan, pembelajaran
ini menjadi berhasil, menarik, dan berkesan bagi siswa, tidak terlepas
dari kepiyawaian guru sebagai sutradaranya. Keberhasilan
guru mengatur strategi dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap motivasi
dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan selama proses
pembelajaran sebelumnya, salah satu
penyebabnya adalah metode pembelajaran yang digunakan
kurang menantang dan kurang menarik minat mereka dalam menulis cerpen. Metode
pembelajaran yang selama ini sering digunakan adalah dengan cara meminta siswa
menuliskan cerpen mereka masing-masing, membacanya di depan teman-teman
sekelas, kemudian menyerahkannya kepada guru. Metode ini sudah sering digunakan,
bahkan sejak mereka SD. Kegiatan menulis cerpen sering tidak
selesai dilaksanakan di sekolah.
Salah satu solusi yang
ternyata dapat menumbuhkan respon positif dari siswa adalah dengan menerapkan
model pembelajaran yang penulis kembangkan dan penulis beri nama “Estafet
Writing ” atau Menulis Berantai.
Metode
pembelajaran Estafet Writing ini sebelumnya sudah penulis
terapkan dalam pembelajaran menulis cerita pendek (cerpen) di kelas Akselerasi SMA Negeri 2 Parepare dan ternyata hasilnya sangat memuaskan. Pada saat
pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode Estafet Writing ini,
siswa sangat antusias dan aktif melakukan aktivitas menulis cerpen karena
metode ini merupakan metode pembelajaran active learning dan learning
by doing. Siswa terlihat tersenyum-senyum ketika melanjutkan setiap
cerita yang telah ditulis teman-temannya sebelumnya. Semua siswa tidak sabar
membaca akhir dari cerita yang telah ditulisnya di awal tadi. Semua siswa menebak-nebak
akhir dari cerpennya. Ketika membaca cerpen tersebut, berbagai ekspresi
bermunculan di wajah siswa karena tema-tema yang mereka ciptakan di awal jadi
berbelok dan berubah. Ada yang lucu, menyedihkan, romantis, bahkan ada yang
horor. Hal ini sangat mengasyikan dan mereka saling bertukar buku latihan untuk
membaca cerpen-cerpen yang mereka ciptakan bersama.
Pada
pembelajaran menulis cerpen, semua siswa sangat antusias dalam kegiatan
pembelajaran dan termotivasi dalam mengembangkan gagasannya untuk menulis
cerpen. Padahal sebelum berlatih dengan menggunakan metode ini, imajinasi
mereka sulit untuk dikembangkan. Menyadari bahwa metode ini berhasil dan
sangat disambut gembira oleh siswa, penulis mencoba menerapkannya kembali dalam
kegiatan menulis cerpen. (NUVEC/15/09)
+ komentar + 1 komentar
thanks
metode yg bagus.
Semoga siswa saya jg antusias dan imajinasinya bangkit.
Posting Komentar