Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post

Perpisahan SMA Negeri 2 Parepare tahun 2012

Written By Unknown on Minggu, 29 April 2012 | 07.15.00



SMAN 2 Parepare menggelar penamatan dan pelepasan siswa kelas XII tahun pelajaran 2011-2012 di Islamic Centre, Rabu 25 April 2012. Acara penamatan mengusung tema Merakit Asa Menuju Gerbang Prestasi.

Kepala SMAN 2 Parepare, Drs. Tajrin mengatakan, tema ini mempunyai makna yang terkandung yakni motivasi untuk melanjutkan perjuangan ke depan. "Tahun pelajaran 2011-2012 kami tamatkan sebanyak 255 orang. Kita berharap setelah menempuh unian sekolah, ujian praktik dan ujian nasional semuanya lulus, Insya Allah.

Setelah anak kita berjuang belajar siang dan malam patut kita hargai sepantasnya kita sebagai guru dan orang tua mendoakan supaya anak kita lulus 100 persen" haraonya. Setelah lulus bukan sampai disini perjuangan masih panjang perjalanan ke depan. Adapun tantangan ke depan masih mengadang dan menunggu yakni bagaimana lolos di perguruan tinggi sesuai yang dicita-citakan, dan terjun kemasyarakat.

"Kita harus mempersiapkan diri bagaimana berada ditengah masyarakat bisa hidup bahagia dunia akhirat," katanya "Ini bisa kita capai dengan bekerja keras dibarengi dengan doa dari guru dan orang tua kita" tindasnya.

sumber : Parepos Edisi Cetak

Jelang PSB Akselerasi Sekolah Gencar Lakukan Sosialisasi

Written By Unknown on Kamis, 26 April 2012 | 05.53.00

              
     PAREPARE—Menjelang pelaksanaan Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMA yang akan di laksanakan serentak se-Kota Parepare, Mei mendatang, SMA Negeri 2 Parepare mulai melakukan sosialisasi hingga ke SMP Favorit yang ada di kota ini.

     Ketua Program Akselerasi SMA Negeri 2 Parepare, Muh. Yunus,S.Pd mengatakan, SMAN 2 secara teknis sudah siap menggelar PSB. “Kami pun sudah mulai melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah menengah pertama terkait PSB tersebut. Kami juga sudah mulai di telepon sejumlah SMP seperti dari daerah Pinrang, dan Barru,” jelas Mr. Yunus saat ditemui 'FractionSmada' di ruang kerjanya, Sabtu (24/4).
      Tidak hanya telepon, kata dia, sejumlah SMP juga telah berkunjung ke website resmi SMAN 2 Parepare ( http://sman2parepare.com ) dan Website Kelas Akselerasi SMA Negeri 2 Parepare ( http://akselerasi-sman2parepare.co.cc )  untuk mengetahui lebih jauh mengenai program akselerasi di sekolah setempat. Oleh sebab itu, lanjut Mr.Yunus, tidak hanya guru saja tetapi siswa juga diminta menceritakan tentang program sekolah dan pengalaman secara langsung ketika mengikuti pembelajaran di kelas Akselerasi, ketika ada kunjungan.
“Kami, khususnya kelas akselerasi akan meluluskan angkatan pertama tahun ini. Kuota untuk tahun ini 40 siswa. Informasi PSB bisa dibuka di http: //sman2parepare.com,” ungkap Mr.Yunus.
Sebelumnya ditemui terpisah, Kepala SMA Negeri 2 Parepare, Drs. Tajrin mengungkapkan, dalam teknis pelaksanaan PSB akselerasi di SMA 2 nantinya akan ada sistem seleksi.
Seleksi tersebut, lanjutnya, akan ada seleksi administrasi berupa nilai rata-rata rapor SMP/MTs pada kelas VII sampai dengan kelas IX, semester 1, 3, 5 minimal 75 dan penghargaan prestasi akademik. Selain itu ada juga seleksi berupa tes akademik yang meliputi  bahasa Inggris, matematika, Sains 
“Selain itu lulus tes psikotes meliputi minat dan bakat dan kebribadian, lulus tes kemampuan bahasa Inggris, dan lulus tes kemampuan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK),” paparnya.

Menghitung Besar Gravitasi Newton Melalui Praktikum

Written By Unknown on Selasa, 24 April 2012 | 21.02.00


            Kamis (12/4), Siswa(i) Kelas Akselerasi SMA Negeri 2 Parepare mengikuti Praktikum mata pelajaran Fisika.

Fakta UN 2012



Soal No.42 paket A14 dan C38 mata pelajaran Bahasa Indonesia jurusan IPS Tingkat SMA tidak ada jawaban benar.

UN 2013, Peluang "Nyontek" Dipersempit



Pemerintah berjanji meningkatkan kualitas penyelenggaraan ujian nasional untuk memperoleh hasil yang maksimal. Tahun depan, variasi soal UN akan ditingkatkan untuk lebih memperkecil kemungkinan aksi contek.

Menteri Pendidikan Nasional Mohamad Nuh mengatakan, pihaknya saat ini tengah menyusun formulasi peningkatan variasi soal hingga 10 variasi sehingga nanti dalam satu kelas yang diisi 20 peserta UN hanya ada dua siswa yang soalnya sama.
"Saat ini dalam satu kelas masih lima variasi. Ke depan akan ditingkatkan 10, bahkan lebih," katanya.
Peningkatan variasi soal UN itu, kata mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini, dilakukan semata-mata agar peserta UN mempersiapkan diri lebih matang dalam menjalani ujian nasional.
"Intinya agar siswa belajar karena UN sejatinya adalah menekan siswa untuk giat belajar," ujarnya.
Selain meningkatkan variasi soal, pihaknya juga akan meminimalkan kasus kekurangan atau soal yang tertukar. Meskipun kata Nuh, keduanya adalah hal yang wajar dalam sebuah paket pekerjaan dalam jumlah banyak.(FMR/22/04)

Kemendikbud Akan Publikasikan Daerah Jujur dan Curang



Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memublikasikan provinsi yang melakukan kecurangan sebagai daerah "hitam" dan yang jujur sebagai daerah "putih" dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN).

Hal itu dilakukan untuk menjaga kualitas dan kejujuran hasil UN bagi para peserta didik di Indonesia. "Kejujuran itu pertanggungjawaban pribadi pada Tuhan, terlebih kita semua sudah berikrar. Kejujuran harus menjadi orientasi kita bersama. Kita juga harus memberi penghargaan pada daerah yang jujur dan memberikan hukuman moral bagi daerah yang tidak jujur," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Prof Wiendu Nuryanti (KHR/16/04).

Pelaksanaan UN di klaim Lancar



Pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah atas UN SMA/MA/SMK dimulai serentak se-Indonesia 16 April 2012, Dinas Pendidikan bersama dengan Muspida melakukan pemantauan pelaksanaan ujian nasional di beberapa sekol0ah.

Kondisi itu terlihat saat Pelaksana tugas (Plt) Sekreta­ris Daerah Kota Parepare, Amir Lolo melakukan pemantauan di sejumlah sekolah bersama Ketua Komisi II DPRD Kota Parepare, Kaharuddin Kadir dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, Mustafa Mappangara, serta unsur muspida Kota Parepare.

Hasil pemantauan yang telah dilakukan, Plt. Sekretaris Daerah, Bp. Amir Lolo menjelaskan bahwa pelaksanaan UN ini berjalan dengan baik, tertib dan lancar. "Tidak ada persoalan-persoalan yang spesifik muncul, semuanya berjalan sebagaimana mestinya, kata Amir Lolo. Ditambahkan pula oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Parepare, Drs. Mustafa Mappangara bahwa jumlah seluruh peserta yang tercatat ikut UN kali ini sebanyak 2.368 siswa, yang terdiri dari SMA/MA 1.359 siswa, SMA-LB 2 orang dan SMK sebanyak 1.007 siswa. Penyelenggaraan UN ini diselenggarakan oleh 21 sekolah penyelenggaran Ujian Nasional 2012, meliputi SMA 8 sekolah, MA 3 sekolah, SMA-LB 1 sekolah, dan SMK sebanyak 9 sekolah. (MRI/16/04)

UN Datang, Siswa Cemas







   

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengakui mayoritas siswa SMA/SMK/SMA-LB cemas menghadapi ujian nasional (UN). Pasalnya mereka merasa ditantang, mendapat tekanan, dan tuntutan berupa ujian.
“Secara diam-diam, kami melakukan survei terhadap 15 persen siswa SMA peserta UN 2012 dan hasilnya adalah 22,4 persen sangat cemas, 56,0 persen cemas, dan 21,6 persen biasa,” kata Mendikbud.
Ditambahkan, beliau menjelaskan hasil itu berkaitan dengan item tentang dorongan belajar yakni 43,7 persen menyatakan UN sangat mendorong belajar, 35,4 persen menyatakan UN mendorong belajar, dan 20,9 persen menyatakan UN tidak mendorong belajar.

"Jadi, tingginya kecemasan itu justru positif, karena kecemasan itulah yang mendorong tingginya pandangan bahwa UN sangat mendorong belajar. Kalau UN mendorong mereka untuk belajar justru UN berhasil, karena UN memang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa," katanya.
Pemerintah memang mengklaim bahwa dengan sistem UN seperti saat ini, para siswa menjadi lebih rajin belajar. Pada satu sisi, pernyataan pemerintah ini benar. Sebagian dari siswa menjadi lebih rajin dalam belajar atau mungkin ‘belajar’? Mengapa ‘belajar’? Ini diakibatkan belajar dipersempit maknanya hanya dengan membahas soal-soal. Padahal belajar lebih dari itu. Belajar merupakan proses panjang yang diakhiri dengan evaluasi dan bukan hanya mempelajari soal-soal ujian. Ada satu hal lagi yang yang dilupakan oleh pemerintah adalah bahwa tidak semua siswa menjadi lebih rajin dalam persiapan  menghadapi UN.
Pemerintah mungkin lupa akan adanya kecerdasan majemuk dan sifat para siswa yang memang sangat beragam. Menurut  psikolog, setiap siswa memerlukan perlakuan yang berbeda termasuk dalam hal cara belajar. Ada siswa yang ’diancam’ akan lebih giat dan rajin belajar, tetapi tidak semua menjadi lebih rajin hanya dengan ancaman. Ada yang perlu penyadaran agar lebih rajin. Singkat kata, tidak mungkin membuat siswa-siswi kita yang jumlahnya ribuan tersebut dengan satu sistem dan metode saja walaupun metode tersebut nampaknya berhasil. Oleh karena itu, pemerintah harusnya lebih instrospektif dan melihat dampak negatifnya yang sudah banyak terbukti, bukan hanya mempertahankan argumen manfaatnya semata.
Persoalannya sekarang, apakah siswa giat belajar sekadar karena takut gagal ujian, atau karena secara sadar ingin berkembang secara intelektual? Apakah guru giat mengajar karena khawatir banyak siswanya tidak lulus ujian, sehingga mengancam reputasi karier dan sekolahnya, atau karena secara sadar ingin mengoptimalkan potensi intelektual siswa-siswanya? Hasil Temuan beberapa pakar pendidikan menegaskan bahwa ujian yang distandardkan hanya menghasilkan siswa dan guru paranoid yang takut dan cemas menghadapi ujian. Ujian yang distandardkan menghasilkan siswa yang giat belajar atau guru yang giat mengajar semata-mata demi nilai.  (MubRi/21/04)


Ujian Nasional: Kejujuran yang Semu





BOCORNYA kunci jawaban Ujian Nasional (UN) selalu terjadi setiap tahun. Kisah ini pun ibarat ritual yang hampir tidak bisa dipisahkan dengan UN. Di satu sisi, Kemendikbud menuntut kejujuran siswa dalam mengikuti UN. Di sisi lain, siswa memperjuangkan hak–hak mereka yang dirasa telah “dirampas” oleh UN dengan melakukan berbagai hal, termasuk berbuat curang.
Tentu Anda masih mengingat ketika 2010 lalu Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan keputusan perihal UN. MA melarang UN yang digelar Kemendikbud, ketika itu masih bernama Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Alasannya, para tergugat, yakni presiden, wakil presiden, menteri pendidikan nasional, dan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah lalai memenuhi kebutuhan hak manusia di bidang pendidikan dan mengabaikan peningkatan kualitas guru. Tetapi sampai saat ini, pemerintah tetap melaksanakan UN sebagai perangkat kelulusan siswa. Kenyataan ini adalah bukti ketidakjujuran pemerintah.
Perlu kita pahami tujuan pendidikan nasional dalam UUD ‘45 Pasal 31, ayat 3 yang menyebutkan,"Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”. Kemudian diperjelas lagi oleh UU Sisdiknas tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional dalam pasal 3.
Dalam tujuan pendidikan nasional sangat jelas disebutkan, akhlak mulia adalah cita-cita dari pendidikan Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan ini, tentunya kita semua tidak hanya bisa memaksa para siswa untuk melakukan kejujuran ketika pemerintah dan para guru justru memberikan contoh buruk dengan melakukan ketidakjujuran terhadap siswa.
Saat ini pendidikan Indonesia memang tidak cukup hanya melakukan propaganda “Jujur Itu Hebat” ala Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tetapi para siswa membutuhkan teladan yang baik di lingkungan mereka belajar. Sudah menjadi tugas semua elemen baik pemerintah, guru, dan masyarakat untuk membentuk lingkungan yang nyata bagi para pelajar dalam upaya belajar menjadi manusia yang berakhlak mulia. (ulhyophie /21/04)

PILAR GURU PROFESIONAL DALAM TUGAS KEPENDIDIKAN

Written By Unknown on Jumat, 06 April 2012 | 21.10.00


Guru ( pendidik ) adalah  orang yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam satu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Individu tersebut adalah orang dewasa yang bertanggung jawab, sehat jasmani dan rohani, mampu berdiri sendiri, dan mampu menanggung resiko dari segala perbuatannya. Selain itu ia juga harus jujur, sabar, bersusila, ahli, terampil, terbuka, adil, memiliki cakrawala, atau pandangan yang luas dan memiliki rasa kasih sayang.

Anak didik adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Tiap individu memerlukan bantuan dari orang lain (pendidik) untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangannya sesuai dengan tahap perkembangan anak (development task), sehingga terjadi perbedaan individual.

Tiga pilar utama yang menunjukkan bahwa guru telah bekerja secara professional dalam melaksanakan tugas kependidikan adalah menguasai materi pembelajaran, profesional dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, dan berkepribadian matang.

Tiga pilar tersebut saling terkait dan mendukung satu sama lain untuk meningkatkan kinerja pembelajaran. Kinerja pembelajaran menentukan tingkat keberhasilan dan kesesuaian hasil belajar siswa dengan tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan tingkat keberhasilan dan kesesuaian hasil belajar siswa dengan tujuan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru.

Seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, dan kepribadiannya diharapkan semakin meningkat, sehingga mampu membangun suasana pembelajaran yang produktif, kreatif, dan inovatif, yakni suatu pembelajaran yang mampu meningkatkan mutu lulusan. Oleh karena itu, kemampuan didaktik menjadi titik sentral peningkatan pembelajaran dan perlu teus dikembangkaan secara professional.

Batu Meringkik Parepare


Bila berkunjung di Kelurahan Watang Bacukiki, maka kita akan menemui sebuah batu besar  yang menyerupai kuda meringkik. Batu ini dianggap keramat bagi penduduk warga sekitar, bahkan menjadikannya sebagai simbol dan penamaan wilayah. Bacukiki berasal dari kosa kata Bugis “ Batukiki” yang berarti batu meringkik.
Para pengunjung  yang hendak memasuki perkampungan Watang Bacukiki seolah sudah merasakan hawa mistis  kampung tersebut. Saat memasuki perkampungan ini, dapat dijumpai  sebuah batu besar berukuran tinggi, kurang lebih delapan meter dan
lebarnya mencapai 10 meter. Batu tersebut berada tepat di jalan masuk kampung dan membedah jalan.
Dari keterangan penduduk setempat, batu tersebut berasal dari atas bukit Bacukiki. Konon ceritanya, batu ini berpindah sendiri dari tempat asalnya. Hingga sekarang ini, batu besar tersebut diyakini sebagai  batu keramat. Karena tak jarang baik penduduk setempat dan penduduk luar daerah Parepare memberikan sesajen. Namun tidak diketahui pasti  hari pemberian sesajen itu.

HARUSKAH BERAKHIR ANARKI ?


Respon masyarakat, sangat bervariasi soal rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, mulai dari yang masih buta info kenaikan harga BBM, yang tidak terlalu merespon hingga kepada mereka yang bersikap reaktif dan tergerak untuk menyampaikan aspirasi mereka berupa ketidaksetujuan atas rencana kenaikan harga BBM tersebut.
Mendengar hal tersebut tentunya sah-sah saja kita berpikir, karena sebagai warga Negara Indonesia, kita diberi kebebasan untuk menyampaikan aspirasi baik itu melalui tulisan atau bahkan dengan cara berdemonstrasi, berorasi, atau dengan istilah lainnya; berunjuk rasa.
Menurut ensiklopedia Wikipedia, "Demokrasi berarti suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).” Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan, dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahaan. 
Sedangkan menurut kamus Wikipedia, "Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hierarki (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial)". Dan disebutkan lagi bahwa, "Para anarkis dalam berbagai gerakannya, kerap kali menggunakan kekerasan sebagai metode yang cukup ampuh dalam memperjuangkan ide-idenya."
Faktanya, aksi unjuk rasa seringkali terkesan "harus" berakhir menjadi aksi yang anarki berupa pelemparan, kejar-mengejar dengan petugas kepolisian, pembakaran, perampokan, penjarahan, bahkan yang lebih parah memakan korban jiwa. Ketika aksi demonstrasi sudah berbau unsur politik, maka kerap kendaraan-kendaraan berplat merah selalu menjadi favorit aksi kekerasan yang tak luput dari tindakan berupa pembakaran dan pengrusakan.
                Singkat tulisan, memang aksi demonstrasi yang kerap terjadi, bukan hanya di Indonesia, juga di negara-negara lainnya tidak pernah luput dari anarkisme. Bahkan lebih mengerikan adanya. Tetapi tidak dapatkah kita menciptakan suasana demonstrasi yang memang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi? Dengan demikian, selama menyampaikan pendapatnya, masyarakat kota tidak merasa terusik ketenangannya, dapat menjalankan aktivitas-aktivitasnya sembari sadar bahwa mahasiswa sekalian telah mewakilkan aspirasi sebagian masyarakat Indonesia yang menentang kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM tersebut. Tidak ada aksi pelemparan, pembakaran ban bekas yang padahal kita sedang giat-giatnya menjalankan program "Go Green".(MubRi/01/04)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. WEBSITE RESMI AKSELERASI SMA NEGERI 2 PAREPARE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger